Rabu, 13 Juli 2016

Hikmah Penciptaan-Pelajaran Berharga Dari Turunnya Hujan





۞هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً لَكُمْ مِنْهُ شَرَابٌ وَمِنْهُ شَجَرٌ فِيهِ تُسِيمُونَ 
يُنْبِتُ لَكُمْ بِهِ الزَّرْعَ وَالزَّيْتُونَ وَالنَّخِيلَ وَالأعْنَابَ وَمِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

”Dialah yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanaman-tanaman; zaitun, kurma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.’‘ (An-Nahl, 10-11)


Diantara rahmat Allah yang diberikan kepada manusia adalah diturunkannya hujan. Sesungguhnya hujan yang Allah turunkan banyak menunjukkan pelajaran tentang sifat-sifat penciptanya. Bagi siapapun yang memikirkannya, pasti akan mengenalbagaimana kasih sayang Rabb-nya, kelembutan-Nya, Kekuasaan, serta keilmuan-Nya


Lihatlah bagaimana Allah menurunkan hujan, diturunkan setetes demi setetes. Dia tidak menurunkan hujan secara sekaligus bagaikan kita membuang air dalam ember. Jikalau Allah menurunkan hujan seperti itu, bagaikan air bah, tentu hancurlah kehidupan yang ada di bumi. Bukankah hal itu menunjukkan bahwa Allah bersifat Al Lathif yang lembut kepada hamba-hamba-Nya?


Allah menurunkan hujan dalam bentuk air, yang merupakan salah satu sumber utama kebutuhan makhluk hidup. Manusia butuh air, hewan dan tumbuhan pun butuh air. Bahkan segala sesuatu tanpa air akan mati. Bukankah ini menunjukkan bahwa Allah bersifat Ar Rahman dan Ar Rahim yang mengasihi dan menyayangi hamba-Nya? Dengan hujan yang diturunkan, Allah hidupkan tetumbuhan, hewan dan manusia.



Dengan turunnya hujan, Allah Subhanahu wa ta’ala memisalkan sebuah perumpamaan yang agung, untuk menetapkan akan adanya hari kebangkitan. Lihatlah tanah tandus yang telah mati, kemudian Allah turunkan hujan sehingga tanah-tanah menjadi hijau kembali. Sesungguhnya yang menghidupkan tanah setelah mati itu, Dia yang akan menghidupkan manusia yang telah meninggal dunia nanti.



Ikhwatal Islam, siapakah manusia di dunia ini yang mampu menciptakan hujan? Sehebat apapun manusia, sepintar dan secanggih apapun manusia, tidak akan ada yang mampu menciptakan hujan dari ketiadaan. Mereka hanya mampu merekayasa, menaburkan sesuatu dan menggeser awan demi mengupayakan turunnya hujan, itupun bila Allah berkehendak. Bukankah ini menunjukkan bukti akan keilmuan Allah Azza wa Jalla?

Bayangkan jika Allah menahan turunnya air hujan sehingga bumi ini kering kerontang dan mati? Seharusnya fenomena inidapat menjadi renungan sehingga muncul rasa syukurnya kepada apa yang telah dikaruniakan kepadanya. 


Maka siapa saja yang memikirkan tentang hujan, maka dia akan mengenal siapa Rabb-nya. Hendaknya setiap manusia mau berpikir tentang segala penciptaan Allah di alam semesta ini.Karena Allah telah menjelaskan dalam Al Qur’an bahwa setiap pergantian siang dan malam serta segala fenomena alam semesta ini terdapat tanda bagi orang yang berpikir. 


Dengan memikirkan penciptaan Allah, kita akan semakin mengenal Allah. Mengenal kekuasaan Allah bukan sebatas untuk melihat betapa hebatnya Allah. Akan tetapi pada hakikatnya mengenal Allah haruslah semakin menumbuhkan ketundukan kita kepada Allah dan agar benar-benar menjadi hamba yang merealisasikan segala ibadahnya hanya kepada Allah. Sehingga kita hanya meminta dan bergantung kepada Allah, bukan kepada jimat, kuburan atau sesuatu selain Allah, dan akhirnya kita bisa mentauhidkan Allah serta berlepas diri dari menggantungkan sesuatu selain Allah.

Wallahu a'lam. . .

0 komentar

Posting Komentar