ثلاثة لا يكلمهم الله يوم القيامة ولا ينظر إليهم ولا يزكيهم ولهم عذاب أليم المسبل والمنان والمنفق سلعته بالحلف الكاذب
Akhir-akhir ini, banyak kita dapati model pakaian pria dengan celana atau kain yang sengaja dijulurkan hingga di bawah mata kaki. Dengan alasan agar terlihat keren dan modis, banyak orang yang menerapkannya. Padahal, perbuatan demikian amat sangat dikecam oleh Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam.
Rasulullah berkata,
لا ينظر الله يوم القيامة إلى من جر إزاره بطراً
Dalam Islam, menjulurkan pakaian sampai di bawah mata kaki disebut dengan isbal. Banyak sekali dalil yang menegaskan hukum dilarangnya isbal. Pun semua pemahaman imam dari 4 madzhab besar, Maliki, Hanafi, Hambali, dan Syafi'i sepakat akan pelarangan isbal. Di bawah ini saya sampaikan beberapa hadits Rasulullah mengenai pelarangan isbal, diantaranya:
بينما رجل يجر إزاره من الخيلاء خسف به فهو يتجلجل في الأرض إلى يوم القيامة
.
“Ada seorang lelaki yang kainnya terseret di tanah karena
sombong. Allah menenggelamkannya ke dalam bumi. Dia meronta-ronta karena
tersiksa di dalam bumi hingga hari Kiamat terjadi”. (HR. Bukhari, 3485)
لا تسبن أحدا ، ولا تحقرن
من المعروف شيئا ، ولو أن تكلم أخاك وأنت منبسط إليه وجهك ، إن ذلك من
المعروف ، وارفع إزارك إلى نصف الساق ، فإن أبيت فإلى الكعبين ، وإياك
وإسبال الإزار ؛ فإنه من المخيلة ، وإن الله لا يحب المخيلة
Lalu Bagaimana Seharusnya Pria Berpakaian?
Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam menerangkan dalam haditsnya,
مَرَرْتُ عَلَى رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَفِي إِزَارِي اسْتِرْخَاءٌ
فَقَالَ: يَا عَبْدَ اللَّهِ ارْفَعْ إِزَارَكَ! فَرَفَعْتُهُ. ثُمَّ
قَالَ: زِدْ! فَزِدْتُ. فَمَا زِلْتُ أَتَحَرَّاهَا بَعْدُ. فَقَالَ بَعْضُ
الْقَوْمِ: إِلَى أَيْنَ؟ فَقَالَ: أَنْصَافِ السَّاقَيْنِ
رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم أخذ بحجزة سفيان بن أبي سهل فقال يا سفيان لا تسبل إزارك فإن الله لا يحب المسبلين
Ikhwatal Islam,
Di akhir pembahasan kali ini, saya ingin mengajak, marilah kita koreksi kembali gaya busana kita, apakah masih isbal atau tidak. Jika kita sudah tidak isbal, kita berdoa semoga selalu diberi keteguhan hati untuk konsisten pada jalan yang haq. Namun, jika masih isbal, bersegeralah untuk meninggalkan perbuatan demikian. Bukankah sebaik-baiknya teladan adalah Rasulullah? Apakah kita merasa malu jika menjalankan perintah yang disampaikan beliau? Marilah kita teladani Rasulullah dengan mengikuti apa yang diperintahkan oleh beliau.
Wallahu a'lam . . .
0 komentar
Posting Komentar